Efek Samping Obat Kolesterol
Tampaknya para dokter harus mulai berhati-hati untuk meresepkan statin, salah satu obat penurun kolesterol. Penelitian terbaru membuktikan, jenis obat tersebut memiliki sejumlah efek samping termasuk gagal ginjal dan gangguan hati.
Di kalangan dokter penyakit dalam, statin relatif sering diresepkan untuk mengobati penyakit jantung dan pembuluh darah. Obat tersebut bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol di hati, sehingga menurunkan risiko serangan jantung.
Efek samping yang telah diketahui dari obat ini adalah gangguan otot (myopathi). Namun baru-baru ini, peneliti dari University of Nottingham mengungkap bahwa efek samping obat ini lebih banyak dari yang diketahui selama ini.
Penelitian tersebut melibatkan 2 juta pasien, termasuk 226.000 pasien yang baru pertama kali menggunakan statin. Pengamatan dilakukan pada periode Januari 2002 hingga Juni 2008.
Pada setiap 10.000 pasien wanita, penggunaan statin menyebabkan 74 kasus gangguan fungsi hati, 23 gagal ginjal akut, dan 39 masalah pada otot. Pada pria, angkanya hampir serupa kecuali jumlah pasien yang mengalami masalah otot lebih banyak.
Namun sejumlah efek positif juga terungkap, antara lain jumlah pasien yang mengalami penyakit jantung berkurang 271 orang pada setiap 10.000 orang. Selain itu, statin juga menekan risiko berkembangnya kanker pada pasien.
Terkait banyaknya efek samping yang terungkap, Dr. Alawi A. Alsheikh-Ali dari Institute of Cardiac Sciences di Abu Dhabi membantah bahwa penggunaan statin akan dilarang. Menurutnya penelitian itu bukan untuk menakut-nakuti.
"Risiko gangguan hati dan gagal ginjal diimbangi dengan efektivitas statin mengatasi penyakit jantung dan menekan risiko kanker. Selama rasio antara risiko dan keuntungan seimbang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan statin," ungkap Alsheikh-Ali.
Pasien yang tengah menggunakan statin untuk mengobati penyakitnya diimbau untuk tetap tenang, dan melanjutkan pengobatan. Pasien yang memang memiliki risiko terhadap efek samping tersebut, dianjurkan untuk mengimbanginya dengan perubahan gaya hidup.
Di kalangan dokter penyakit dalam, statin relatif sering diresepkan untuk mengobati penyakit jantung dan pembuluh darah. Obat tersebut bekerja dengan menghambat pembentukan kolesterol di hati, sehingga menurunkan risiko serangan jantung.
Efek samping yang telah diketahui dari obat ini adalah gangguan otot (myopathi). Namun baru-baru ini, peneliti dari University of Nottingham mengungkap bahwa efek samping obat ini lebih banyak dari yang diketahui selama ini.
Penelitian tersebut melibatkan 2 juta pasien, termasuk 226.000 pasien yang baru pertama kali menggunakan statin. Pengamatan dilakukan pada periode Januari 2002 hingga Juni 2008.
Pada setiap 10.000 pasien wanita, penggunaan statin menyebabkan 74 kasus gangguan fungsi hati, 23 gagal ginjal akut, dan 39 masalah pada otot. Pada pria, angkanya hampir serupa kecuali jumlah pasien yang mengalami masalah otot lebih banyak.
Namun sejumlah efek positif juga terungkap, antara lain jumlah pasien yang mengalami penyakit jantung berkurang 271 orang pada setiap 10.000 orang. Selain itu, statin juga menekan risiko berkembangnya kanker pada pasien.
Terkait banyaknya efek samping yang terungkap, Dr. Alawi A. Alsheikh-Ali dari Institute of Cardiac Sciences di Abu Dhabi membantah bahwa penggunaan statin akan dilarang. Menurutnya penelitian itu bukan untuk menakut-nakuti.
"Risiko gangguan hati dan gagal ginjal diimbangi dengan efektivitas statin mengatasi penyakit jantung dan menekan risiko kanker. Selama rasio antara risiko dan keuntungan seimbang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan statin," ungkap Alsheikh-Ali.
Pasien yang tengah menggunakan statin untuk mengobati penyakitnya diimbau untuk tetap tenang, dan melanjutkan pengobatan. Pasien yang memang memiliki risiko terhadap efek samping tersebut, dianjurkan untuk mengimbanginya dengan perubahan gaya hidup.
0 komentar:
Posting Komentar